KEBUDAYAAN DAERAH SULAWESI SELATAN
Kebudayaan daerah
Sulawesi Selatan terbagi atas 4 suku yaitu :
1. Suku Makassar
Suku Makassar,
adalah nama sebuah suku yang memiliki populasi besar di Sulawesi Selatan.
Populasi suku Makassar diperkirakan lebih dari 2 juta orang.
Orang Makassar menyebut diri mereka sebagai Mangkassara atau Mangassara. Orang Makassar tersebar mulai dari kota Makassar, kabupaten Gowa, Takalar, Je'neponto, Bantaeng, Bulukumba, Selayar, Maros, Pangkep serta ke luar wilayah Sulawesi Selatan, seperti di Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Selain itu penyebaran orang Makassar juga banyak ditemukan di Kalimantan Timur,
Suku Makassar juga memiliki beberapa sub-suku yang tersebar di beberapa daerah lain, di Sulawesi Selatan dan daerah lain, termasuk ke wilayah provinsi lain. Kelompok sub-suku ini memiliki dialek bahasa yang berbeda-beda, tetapi masih dalam rumpun bahasa Makassar. Menurut sebuah cerita, pada masa lalu akibat serangan pasukan kolonial Belanda ke Kerajaan Gowa, banyak masyarakat Makassar yang terpecah-pecah dan menyebar ke berbagai daerah, termasuk ke daerah pegunungan, dan ke hutan pedalaman. Di dalam persebaran ini, mereka membentuk kelompok-kelompok kecil, yang menjadi komunitas suku yang kecil-kecil. Suku-suku kecil inilah yang sekarang dianggap sebagai sub-suku Makassar.
Orang Makassar menyebut diri mereka sebagai Mangkassara atau Mangassara. Orang Makassar tersebar mulai dari kota Makassar, kabupaten Gowa, Takalar, Je'neponto, Bantaeng, Bulukumba, Selayar, Maros, Pangkep serta ke luar wilayah Sulawesi Selatan, seperti di Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Selain itu penyebaran orang Makassar juga banyak ditemukan di Kalimantan Timur,
Suku Makassar juga memiliki beberapa sub-suku yang tersebar di beberapa daerah lain, di Sulawesi Selatan dan daerah lain, termasuk ke wilayah provinsi lain. Kelompok sub-suku ini memiliki dialek bahasa yang berbeda-beda, tetapi masih dalam rumpun bahasa Makassar. Menurut sebuah cerita, pada masa lalu akibat serangan pasukan kolonial Belanda ke Kerajaan Gowa, banyak masyarakat Makassar yang terpecah-pecah dan menyebar ke berbagai daerah, termasuk ke daerah pegunungan, dan ke hutan pedalaman. Di dalam persebaran ini, mereka membentuk kelompok-kelompok kecil, yang menjadi komunitas suku yang kecil-kecil. Suku-suku kecil inilah yang sekarang dianggap sebagai sub-suku Makassar.
2. Suku Bugis
Bugis merupakan kelompok etnik dengan wilayah asal Sulawesi Selatan. Penciri utama kelompok etnik ini adalah bahasa dan adat-istiadat, sehingga pendatang Melayu dan Minangkabau yang merantau ke Sulawesi sejak abad ke-15
sebagai tenaga administrasi dan pedagang di Kerajaan Gowa dan telah
terakulturasi, juga dikategorikan sebagai orang Bugis. Berdasarkan sensus
penduduk Indonesia tahun 2000, populasi orang Bugis sebanyak
sekitar enam juta jiwa. Kini orang-orang Bugis menyebar pula di berbagai
provinsi Indonesia, seperti Sulawesi Tenggara,Sulawesi Tengah, Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Orang Bugis juga banyak
yang merantau ke mancanegara.
Bugis adalah
suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu
Deutero. Masuk ke Nusantara setelah
gelombang migrasi pertama dari daratanAsia tepatnya
Yunan. Orang
Bugis zaman dulu menganggap nenek moyang mereka adalah pribumi yang telah
didatangi titisan langsung dari “dunia atas” yang “turun” (manurung) atau dari
“dunia bawah” yang “naik” (tompo) untuk membawa norma dan aturan sosial ke bumi
(Pelras, The Bugis, 2006). Umumnya orang-orang Bugis sangat meyakini akan hal
to manurung, tidak terjadi banyak perbedaan pendapat tentang sejarah ini.
Sehingga setiap orang yang merupakan etnis Bugis, tentu mengetahui asal-usul
keberadaan komunitasnya.
3. Suku Mandar
Suku
Mandar. merupakan suku asli
yang berada di Sulawesi Barat mendiami kabupaten Polewali, Mandar dan Majene.
Penyebaran suku Mandar ini juga berada di provinsi Sulawesi Selatan, Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Timur.. Populasi suku Mandar di Sulawesi Barat
diperkirakan lebih dari 260.000 orang dan di Kalimantan Selatan 29.322 orang
pada sensus tahun 2000.
Suku Mandar masih berkerabat dengan suku Bugis dan Makassar,
karena terdapat kedekatan dalam segi asal-usul sejarah, budaya dan bahasa.
Suku Mandar ini termasuk salah satu suku yang suka hidup di
laut, termasuk salah satu suku bahari, tapi mereka berbeda dengan suku Bajo dan
suku-suku laut. Pemukiman mereka kebanyakan berhadapan langsung dengan laut
lepas.
Mereka menganggap lautan sebagai rumah dan ladang untuk mencari
sumber kehidupan.
4. Suku Toraja
Suku Toraja adalah suku yang menetap di
pegunungan bagian utara sulawesi selatan, Indonesia. Populasinya
diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal
di Kabupaten Tana toraja, kabupaten toraja utara,
dan kabupaten mamasa. Mayoritas
suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islamdan kepercayaan animisme yang dikenal
sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui
kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.
Kata toraja berasal
dari bahasa Bugis, to
riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah
kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada
tahun 1909.[3] Suku
Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonandan
ukiran kayunya. Ritual pemakaman Toraja merupakan peristiwa sosial yang
penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa
hari.
Sebelum abad ke-20,
suku Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut animisme dan belum
tersentuh oleh dunia luar. Pada awal tahun 1900-an, misionaris Belanda datang
dan menyebarkan agama Kristen. Setelah semakin terbuka kepada dunia luar pada
tahun 1970-an, kabupaten Tana Toraja menjadi lambang pariwisata Indonesia. Tana Toraja dimanfaatkan
oleh pengembang pariwisata dan dipelajari oleh antropolog. Masyarakat
Toraja sejak tahun 1990-an mengalami transformasi budaya, dari masyarakat
berkepercayaan tradisional dan agraris, menjadi masyarakat yang mayoritas
beragama Kristen dan mengandalkan sektor pariwisata yang
terus meningkat.
0 komentar :
Posting Komentar